Cerpen minimal 2 lembar polio bergaris
B. Indonesia
mamatgumilar
Pertanyaan
Cerpen minimal 2 lembar polio bergaris
1 Jawaban
-
1. Jawaban harunosy4hl4
Hai, namaku Amanda Floresia dan biasa dipanggil Flo. Aku asli Jogja tapi sementara ini aku tinggal di Papua karena ayahku mendapatkan tugas di sini. Aku senang di sini karena udaranya yang masih sejuk dan perairan yang jernih.
Suatu sore, saat itu aku sedang duduk duduk di bawah pohon sambil memainkan bonekaku. Tiba tiba, ada anak perempuan berkulit hitam manis dan berambut keriting. “Sepertinya asli dari Papua deh” batinku dalam hati. “Hai, siapa namamu?” tanyanya ramah. “Halo namaku Flo, kalau kamu?” tanyaku balik
“Nama aku Sawa, asal ku dari Papua” kami pun mengobrol dan bermain cukup lama sampai sore lalu kami pun pulang ke rumah masing masing.
Hari hari pun berlalu. Pertemananku dengan Sawa semakin erat. Oh iya, aku juga sudah bersekolah di tempat Sawa sekolah. Selain Sawa, aku punya banyak teman. Setiap sore kami semua menaiki perahu dan memancing di tengah sungai yang sangat alami. Juga berkebun, memandikan kerbau, bermain di pantai Raja Ampat, dll. Sampai pada suatu hari, pekerjaan ayahku telah selesai di Papua ini. Aku harus kembali ke Jogja. Ada rasa senang dan sedih. Senang karena dapat kembali ke tempat asalku dan sedih karena harus meninggalkan Sawa, teman teman yang lain dan juga alam yang sangat indah.
“Sawa, teman teman. Aku akan balik ke Jogja lagi, kalau liburan aku akan selalu ke sini dan aku akan mengirimkan surat untuk kalian” kami pun berpamitan.
Hari ini aku sudah kembali ke Jogja dan kembali melakukan aktifitas aktifitasku. Aku tak lupa dengan Sawa dan teman teman lainnya di Papua sana. 2 Minggu pun telah berlalu. Aku berniat mengirimkan surat untuk Sawa. Segera kuambil amplop dan kertas berwarna pink dan di pinggir pinggirnya terdapat gambar kupu kupu.
Dear Sawa.
Hai Sawa, apa kabarmu di sana dengan teman temanmu yang lain? Pasti sehat sehat saja. Kabarku di sini baik dan aku sangat rindu kalian. Sawa, teman teman, kalian sedang apa? Jaga diri kalian baik baik ya, jaga kesehatan kalian juga. Sekian dulu ya surat dari ku, byeee!!!
Aku memasukannya di dalam amplop dan kutempelkan perangko. Aku pun naik sepeda menuju kantor pos dekat rumah dan setelah itu pulang. 1 Minggu kemudian, Sawa baru mengirimkan surat untukku.
Maaf nak Flo, ini ibu Sawa. Nak yang sabar ya, sekarang Sawa telah tenang di PangkuanNya. Sawa sudah tiada Nak. Karena ia terserang penyakit. Pertama tama, ia muntah muntah lalu malamnya suhu tubuhnya sangatlah panas. Keesokan harinya, Sawa sudah meninggal dalan tidurnya. Sekian. Tolong selalu doakan Sawa ya Nak Flo.
Aku sangat terkejut atas berita ini. Aku pun menangis sekeras kerasnya. Tiba tiba datanglah ibuku lalu menenangkanku. Aku menceritakan semuanya. Ibuku juga terkejut dan rencananya besok Sabtu sore kita akan ke rumah Sawa, di Papua.
“Di mana makam Sawa?” tanyaku pada ibu sawa. Lalu ibu Sawa mengantarkan kami ke tempat peristirahatan terakhir Sawa. Aku menangis dan mengelus nisannya yang bertuliskan Sawa Orara. Tak lupa aku berdoa untuknya dan menaruhkan bunga melati yang baru kubeli tadi.
Sawa, walaupun kau telah tiada, aku, Flo dan teman teman lainnya tidak akan melupakanmu untuk selamanya. Kau adalah sahabat kami yang terbaik. Terimakasih Sawa kau telah mengajariku tentang kebaikan, dan mengajakku untuk mengenal alam.